Legenda Narcissus

Narcissus atau Narkissos (Νάρκισσος), dalam mitologi Yunani adalah seorang pahlawan dari Thespia yang dikenal akan kerupawanannya. Dikisahkan bahwa ia adalah putra dari dewa sungai Cephisus dan peri Leirope. Saat Narcissus lahir, Leirope bertanya kepada seorang peramal bernama Tiresias mengenai masa depannya. Tiresias menjawab “Ia akan tumbuh dewasa, tapi ia tak akan pernah mengenal dirinya sendiri”.

Tibalah saatnya, Narcissus tumbuh dewasa. Ia tumbuh menjadi pemuda rupawan. Banyak yang jatuh cinta kepadanya, termasuk seorang peri bernama Echo, yang dikutuk sehingga hanya dapat menirukan suara orang yang didengarnya. Suatu hari Narcissus pergi berburu, tanpa diketahuinya, Echo mengikutinya ke dalam hutan, berharap dapat menyapanya, namun ia tak dapat berbicara terlebih dulu.

Narcissus mendengar suara langkah kaki, dan ia berteriak “Siapa itu?”, Echo menjawab sama “Siapa itu?”. Akhirnya ia menampakkan diri dan hendak memeluk pemuda yang dicintainya itu. Namun Narcissus menolaknya, menyuruhnya untuk pergi meninggalkannya.

Echo patah hati, ia kemudian mengutuk Narcissus, supaya merasakan hal yang sama, “Biarlah ia merasakan cinta, tapi ia takkan memperoleh hal yang dicintainya”. Echo pergi, menghabiskan sisa hidupnya dalam kesendirian, merana akibat cinta yang tak pernah diperolehnya, hingga ia akhirnya lenyap, hanya menyisakan suara yang kita kenal sebagai gema.

Sementara itu, Narcissus yang sedang berburu merasa haus. Ia menemukan sebuah telaga dan hendak meminum airnya. Tapi ia menemukan pantulan wajah yang rupawan dan jatuh cinta kepadanya. Ia tak ingin menyentuh air telaga itu, takut pantulan wajah itu sirna. Ia terus-menerus memandangi wajah itu, wajahnya sendiri. Ia mencintainya, tapi tak dapat menyentuhnya. Akhirnya, karena dahaga yang tak terpuaskan, ia mati. Di tepi telaga itu, tumbuhlah sekuntum bunga, yang disebut dengan bunga Narcissus.

1 comments:

SAG said...

nice... cerita yang syarat makna...